Manufacturing Natural Woven Dyes From Mangrove In Dusun Prajak, Desa Batu Bangka, Sumbawa

Pembuatan Pewarna Alami Tenun Dari Mangrove Di Dusun Prajak, Desa Batu Bangka Sumbawa

  • Lili Suharli Universitas Teknologi Sumbawa, Batu Alang, Sumbawa, West Nusa Tenggara, Indonesia (ID) https://orcid.org/0000-0002-0209-3154
  • Izzul Islam Universitas Teknologi Sumbawa, Batu Alang, Sumbawa, West Nusa Tenggara, Indonesia (ID) https://orcid.org/0000-0002-9610-6058
  • Riri Rimbun Anggih Chaidir Universitas Teknologi Sumbawa, Batu Alang, Sumbawa, West Nusa Tenggara, Indonesia (ID)
  • Kusdianawati Universitas Teknologi Sumbawa, Batu Alang, Sumbawa, West Nusa Tenggara, Indonesia (ID)
Keywords: Dusun Prajak, mangrove, natural dyes, weaving

Viewed = 0 time(s)

Abstract

Department of the environment around 10.660 hectares of mangroves with varuous types. One that has the potential for mangrove development is Dusun Prajak, located in the Saleh bay area which is directly adjacent to the Moyo Tambora biosphere zone that has a major influence on the preservation of marine natural resources such as coral and whale sharks. The purpose is to provide skill in making natural dyes made from mangroves to community. The method is observation, interviews, practice and assistance with the Participatory Rural Appraisal (PRA) approach. Furtermore, mentoring and evaluation are carried out. The survey result show that weaving based on natural dyes from mangroves has never been done, so it is important to carry out demonstrations of making mangrove dyes.  The training program received high appreciation from the community because it was uniqe and hope that program would continue and community would be assisted.

Abstrak

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup, sekitar 10.660 hektar mangrove dengan jenis yang beragam. Salah satu yang memiliki potensi pengembangan mangrove adalah Dusun Prajak, terletak di wilayah Teluk Saleh yang langsung berbatasan dengan zona biosfer Moyo-Tambora sehingga dusun prajak berpengaruh besar dalam kelestarian SDA laut seperti karang dan seperti Hiu Paus. Tujuan pengabdian yaitu memberikan skill pembuatan pewarna tenun alami berbahan mangrove kepada masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, praktik dan pendampingan dengan pendekatan Participatory Rural Appraisal. Selanjutnya dilakukan pendampingan dan evaluasi. Hasil survei menunjukkan bahwa tenun berbasis bahan pewarna alami dari mangrove belum pernah dilakukan, sehingga penting dilaksanakan demonstrasi pembuatan pewarna mangrove. Program pengabdian ini mendapat apresiasi tinggi dan berharap program ini terus dilanjutkan dan masyarakat didampingi.



References

Direktorat Pendayagunaan Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut. https://kkp.go.id/djprl/p4k/page/4284-kondisi-mangrove-di-indonesia

Farida, Pujilestari T., Atika V., Haerudin A., PristiwwatI E. (2014). Penelitian Pemanfaatan Sumber Daya Limbah Kelapa Sawit, Kakao, Gambir Dan Rumput Laut Untuk Pewarna Batik Dan Serat Alam Non Tekstil, Balai Besar Kerajinan Dan Batik, Yogyakarta.

Kant, R.(2012). Textile Dyeing Industry an Environmental Hazard, Open Access journal Natural Science, 4(1), Article ID :17027, 5 pages, https://doi.org/10.4236/ns.2012 .41004

Paryanto, Kwartiningsih E, Agung W, Pranolo S.H. Haningtyas V, Hidayat R, Ilham Roy, S.(2015). Pengambilan Zat Warna Alami Dari Buah Mangrove Spesies Rhizophora mucronata Untuk Pewarna Batik Ramah Lingkungan. Jurnal Purifikasi, Vol 15,No 1

Pujilestari, T.(2015). Review : Sumber Dan Pemanfaatan Zat Warna Alam Untuk Keperluan industri. Dinamika kerajinan dan batik. Vol 32 no (2) 93-106. https://media.neliti.com/media/publications/61575-ID-review-sumber-dan-pemanfaatan-zat-warna.pdf

Published
2022-10-09
Section
Articles
How to Cite
Suharli, L., Islam, I., Chaidir, R. R. A., & Kusdianawati, K. (2022). Manufacturing Natural Woven Dyes From Mangrove In Dusun Prajak, Desa Batu Bangka, Sumbawa: Pembuatan Pewarna Alami Tenun Dari Mangrove Di Dusun Prajak, Desa Batu Bangka Sumbawa. Mattawang: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(4), 415-423. https://doi.org/10.35877/454RI.mattawang978